Kamis, 01 Maret 2012

Resistor


Resistor adalah komponen elektronika pasif dengan dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm (Ω), Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1.      Fixed Resistor             : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
2.      Variable Resistor         : Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
3.      Resistor Non Linear    : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linies karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.      Makin besar bentuk fisik resistor, maka makin besar daya resistor tersebut.
2.      Semakin bisar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
3.      Resistor bahan gulungan pasti lebih bear bentuk dan nilai daya-nya di bandingkan resirtor dari bahan carbon.
Resistor Variabel
1.      Trimpot : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan menggunakan obeng.
2.      Potensio : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat i ubah langsung menggunakan tangan (anpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau menggeser kenop untuk potensio geser.
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :
Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC

PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.


NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.

LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
Standar
AS dan Jepang
Eropa
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
Standar
AS dan Jepang
Eropa

Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal009a.jpg
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal009c.jpg
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal009b.jpg
Jenis
LDR
NTC
PTC

Kode warna diatur oleh EIA (Electronic Industries Association)
Dimulai dengan warna paling gelap (hitam) lebih terang hingga warna paling terang (putih).
Gambar urutan gelang warna pada resistor :
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal010.jpg
Pedoman dalam menentukan urutan gelang warna :
  1. Gelang pertama tidak berwarna hitam, emas, perak, atau tidak berwarna
  2. Gelang terakhir ( toleransi ) jarak/spasinya lebih lebar dibanding dengan jarak gelang yang lain
  3. Gelang pertama dibuat lebih lebar dari yang lain, apabila spasi antar gelang jaraknya sama
Daftar Kode warna resistor untuk 4 dan 5 gelang
Pemberian nilai untuk resistor karbon selalu dengan gelang kode warna, kecuali untuk resistor chip sudah memakai angka. Untuk resistor berbahan wire wounded selalu nilai ditulis langsung pada badan resistor.
clr_code.gif

Contoh pembacaan kode warna resistor 4, 5 dan 6 warna :
1
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal012a.jpg
Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 Ω = 1 KΩ ± 5 %
2
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal012b.jpg
Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Hitam ( 0 )
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Coklat ( 1 % )
Nilai Resistor adalah : 100 X 102= 10000 Ω = 10 KΩ ± 1 %


Kode nomer SMD
SMD ( Surface Mounted Device ) Resistor adalah resistor dengan bentuk kotak kecil yang cara pemasangannya menempel pada pcb
Bentuk fisik dari SMD resistor adalah sebagai berikut :
http://smknis.sch.id/resistor/images/hal013.jpg
Dalam pengkodean untuk SMD resistor ada tiga macam yaitu :
  1. Untuk SMD resistor 5 % dengan angka tiga digit.
  2. Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan angka 4 digit.
  3. Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan kombinasi duadigit angka dan satu digit huruf.
SMD Resistor 5% menggunakan 3 digit angka
Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka multiplier
Contoh :
103

Angka digit pertama = 1, angka digit kedua = 0 dan angka digit ketiga = 103. Sehingga nilainya adalah 10000 Ω atau 10 K Ω dengan toleransi 5%
224

Angka digit pertama = 2, angka digit kedua = 2 dan angka digit ketiga = 104. Sehingga nilainya adalah 22000 Ω atau 220 K Ω dengan toleransi 5%
SMD Resistor 1% menggunakan 4 digit angka
Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka ketiga
ANGKA 4 = Menunjukan angka multiplier
Contoh :
2734

Angka digit pertama = 2, angka digit kedua = 7, angka digit ketiga = 3 dan angka digit keempat = 104. Sehingga nilainya adalah 2730000 Ω atau 2,73 M Ω dengan toleransi 1%
1352

Angka digit pertama = 1, angka digit kedua = 3, angka digit ketiga = 5 dan angka digit ke empat = 102 Sehingga nilainya adalah 13500 Ω atau 13,5 K Ω dengan toleransi 1%
SMD Resistor 1% menggunakan 2 digit angka dan 1 digit huruf
Cara membacanya :
2 angka didepan menunjukan kode Nilai resistor berdasarkan tabel dibawah ini, sedang huruf menunjukkan faktor pengali / multiplier yang ditunjukan pada tabel dibawah ini (tabel dibawahnya)
Tabel kode angka SMD 2 digit angka dan 1 digit huruf
Code
Value

Code
Value

Code
Value

Code
Value

Code
Value

Code
Value
01
100
17
147
33
215
49
316
65
464
81
681
02
102
18
150
34
221
50
324
66
475
82
698
03
105
19
154
35
226
51
332
67
487
83
715
04
107
20
158
36
232
52
340
68
499
84
732
05
110
21
162
37
237
53
348
69
511
85
750
06
113
22
165
38
243
54
357
70
523
86
768
07
115
23
169
39
249
55
365
71
536
87
787
08
118
24
174
40
255
56
374
72
549
88
806
09
121
25
178
41
261
57
383
73
562
89
825
10
124
26
182
42
237
58
392
74
576
90
845
11
127
27
187
43
274
59
402
75
590
91
866
12
130
28
191
44
280
60
412
76
604
92
887
13
133
29
196
45
287
61
422
77
619
93
909
14
137
30
200
46
294
62
432
78
634
94
931
15
140
31
205
47
301
63
442
79
649
95
953
16
143
32
210
48
309
64
453
80
665
96
976
Tabel kode huruf untuk SMD Resistor 1%
Letter
Multiple

Letter
Multiple
F
100000
B
10
E
10000
A
1
D
1000
X atau S
0,1
C
100
Y atau R
0,01
Contoh :
22A

Pada tabel angka sebelah kiri dapat dibaca untuk 22 menunjukan nilai 165 dan huruf A pada tabel Kode huruf (sebelah kanan) adalah 1 X, maka nilai dari resistor tersebut adalah 165Ω dengan toleransi 1%
68C

Pada tabel angka sebelah kiri dapat dibaca untuk 68 menunjukan nilai 499 dan huruf C pada tabel Kode huruf (sebelah kanan) adalah 100 X, maka nilai dari resistor tersebut adalah 49900Ω atau 49,9 K Ω dengan toleransi 1%